Makalah Dakwah Rasulullah Periode Madinah
KATA
PENGANTAR
Saya Ucapkan syukur kehadirat Allah SWT
atas selesainya makalah ( Sejarah Agama Islam”Dakwah Rasulullah Periode
Madinah“ ). Berkat Karunia, Ridho dan Hidayah NYA penulisan makalah ini bisa selesai tepat pada
waktunya.
Saya ucapkan terima kasih kepada
Guru Mata pelajaran PAI serta Teman-teman yang bersangkutan yang telah
membantu, sehingga makalah ini bisa saya selesaikan.
Saya menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun
khususnya teman-teman menjadi harapan
bagi saya untuk memperbaiki makalah ini.
Semoga apa yang telah kita lakukan mendapat
Berkah dari Allah SWT, serta bermanfaat bagi para pembaca sebagai jembatan ilmu pengetahuan. Amin
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Peristiwa hijrah Nabi
Muhammad SAW ini bertepatan pada 12 Rabiul Awal tahun pertama hijriyah dan
bertepatan pada tanggal 28 juni 621 Masehi. Sebagai seorang muslim hendaknya
kita mesti mengerti sejarah nabi Muhammad SAW baik ketika beliau dalam
berdakwah sampai hijrah ke madinah dan diangkat sebagai Rasul, Oleh karena itu
saya mencoba untuk mengingatkan kembali akan sejarah dan perjalanan Nabi untuk
selalu kita contoh dan kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Telah kita
ketahui bersama bahwa umat islam pada saar sekarang ini lebih banyak mengenal
figur-figur yang sebenarnya tidak pantas untuk di contoh dan ironisnya mereka
sama sekali buta akan sejarah dan pri kehidupan Rasulullah SAW.
Hijrah adalah sebuah
peristiwa pindahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah atas perintah
Allah SWT untuk memperluas wilayah penyebaran islam dan kemajuan islam itu
sendiri.
Dakwah adalah kegiatan
yang bersifat menyeru, mengajak, dan memanggil orang untuk beriman dan taat
kepada Allah SWT sesuai dengan garis aqidah, syari’at dan akhlaq islam.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana Dakwah Nabi Muhammad Periode Madinah?
2.Bagaimana
perkembangan islam pada masa Bani umayyah,Bani abbasiyah dan Khulafaurrasydin?
3.
Apa Strategi yang di Tempuh Nabi Muhammad dalam Membentuk Masyarakat Islam di
Madinah?
4.
Apa Hikmah Dakwah Nabi Muhammad di
Madinah?
C.
Tujuan Makalah
1.
Menjelaskan Sejarah hidup Rasulullah dan
Dakwah Nabi Muhammad Periode Madinah
2.
Menjelaskan perkembangan islam pada masa khaulafaur rasyidin, bani umayyah dan
bani abbasiyah ?
3.
Menjelaskan Strategi yang di Tempuh Nabi Muhammad dalam Membentuk Masyarakat
Islam di Madinah.
4.
Dapat Mengambil Hikmah Dakwah Nabi Muhammad Saat di Madinah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kehidupan Nabi Muhammad SAW
Sebelum Nabi Muhammad
dilahirkan ayahnya telah wafat oleh karena itu kakeknyalah yang mengasuh beliau
kemudian di susui oleh Halimatus Sa'diyah. Nabi Muhammad saw dilahirkan pada
tanggal 12 Rabiul Awal atau 20 April 571M. Setelah kakeknya wafat beliau diasuh
oleh pamannya yaitu Abu Thalib. Perniagaan ini menghasilkan laba yang banyak
dan menyebabkan adanya pertalian antara Muhammad dengan Khadijah dan mereka
kemudian mereka menikah. Waktu itu beliau berumur 25 tahun dan khadijah sudah
janda yang berumur 40 tahun.
2. Turunnya Wahyu Pertama Rasulullah SAW
Menjelang usianya yang
ke 40, dia sudah terlalu terbiasa memisahkan diri dari kegalauan masyarakat,
berkontemplasi ke gua hira, bebarapa kilometer di utara kota mekah. Disana
Muhammad mula-mula ber jam-jam kemudian berhari-hari bertafakur. Pada tanggal
17 ramadhan tahun 611 Masehi, malaikat jibril muncul menyampaikan wahyu Allah
yang Artinya :
Bacalah dengan nama
tuhanmu yang telah mencipta. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan tuhanmu itu maha melihat. Dia telah mengajar dengan kalam. Dia
telah mengajar manusia apa yang mereka tidak ketahui ( QS 96 : 1-5 )
Dengan turunnya wahyu
pertama itu, berarti Muhammad telah dipilih Allah sebagai Rasul, dia belum
diperintahkan untuk menyeru manusia kepada agama. Setelah wahyu pertama itu
datang, Jibril tidak muncul lagi untuk beberapa lama sementara Nabi Muhammad
SAW menantikannya dan selalu datang ke Gua Hira'.
3. Perjalanan Nabi Muhammad SAW Dalam Berdakwah
Dalam proses penantian
Jibril, turun wahyu yang membawa perintah kepada Rasulullah. Wahyu itu itu
berbunyi sebagai berikut : Hai orang yang brselimut bangun, dan beri ingatlah.
Hendaklah engkau besarkan Tuhanmu dan bersihkanlah pakaianmu, tinggalkan
perbuatan dosa dan janganlah engkau memberi ( dengan maksud ) memperoleh (
balasan ) yang lebih banyak dan untuk ( untuk memenuhi perintah ) Tuhanmu
bersabarlah. ( Al- Muddatsir 1-7 )
Dengan turunnya
perintah itu mulailah Rasulullah berdakwah. Pertama-tama, beliau melakukannya
secar diam-diam di lingkungannya sendiri, keluarga, dan sahabat-sahabat beliau
yang paling karib. Mereka di seru kepada pokok-pokok agama islam yang disebut
dalam ayat-ayat diatas yaitu, bertauhid kepada allah dan meninggalkan ilah dan
berhala-berhala yang mereka sembah.
Mula-mula istrinya
sendiri, Khadijah, kemudian saudara sepupunya Ali bin Abi Thalib yang beru
berumur 10 tahun. Kemudian Abu Bakar sahabat karibnya sejak masa kanak-kanak.
Lalu Zaid, bekas budak yang telah menjadi anak angkatnya. Ummu Aiman, pengasuh
Nabi sejak ibunya Aminah masih hidup. Banyak orang-orang yang menerima seruan
Nabi melalui perantara Abu Bakar. Mereka dikenal dengan sebutan Assabiqunal
Awwalun . Mereka ialah Usman bin Affan, Zubair ibnu Awwan, Sa'ad ibnu Abu
Waqqas, Abdurrahman ibnu Auf, Talhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidah ibnul Jarrah,
dan Arqam ibnu Abu Arqam. Rumah Arqam pada saat itu dijadikan tempat pertemuan
untuk menyampaikan dakwah islam.
Tidak berapa lama
turunlah ayat kepada Nabi Muhammad SAW “ Maka sampaikanlah olehmu secara
terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari
orang-orang musrik. Sesungguhnya kami memelihara kamu dari kejahatan
orang-orang yang memperolok-olokan kamu.
Sesudah ayat ini tu,
mulailah Rasulullah SAW menyeru segenap lapisan manusia kepada agama Islam
menyeru segenap lapisan manusia secara terang-terangan baik golongan bangsawan
maupun hamba sahaya, begitupun anggota kerabat mereka sendiri atau orang-orang
yang jauh. Mula-mulanya beliau menyeru penduduk mekkah lalu kemudiah penduduk negeri
yang lain. Disamping itu beliau juga orang-orang yang berdatangan ke mekkah
untuk melakukan ibadah haji. Dengan usahanya yang gigih. Hasil yang diharapkan
mulai terlihat. Jumlah pengikut nabi yang tadinya hanya 12 an orang makin hari
makin bertambah.
Takut dibangkitkan dari
alam kubur
Agama islam mengajarkan
bahwa pada hari kiamat manusia akan dibangkitkan dari dalam kuburnya dan semua
amal pernebuatan manusia akan di hisab , orang-orang yang berbuat baik maka
Allah akan membalasnya dengan surga akan tetapi orang yang berbuat jahat akan
dibalas dengan neraka. Kaum Quraisy tidak dapat menerima agam islam yang
mengajarkan manusia akan dibangkitkan kembali sesudah mati.
Taklid kepada nenek
moyang
Para kaum Quraisy
taklid secara membabi buta terhadap nenek moyangnya dan mengikuti
langkah-langkah mereka dalam prersoalan peribadatan dan tingkah laku adalah
suatu yang telah berurat dan berakar pada bangsa arab karena itu sangat
beratlah terasa bagi mereka meninggalkan agama nenek moyang dan mengikuti agama
baru yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW. Mereka berkata : “Apabila dikatakan
kepada mereka” Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti rasul.
“Mereka menjawab: cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami
mengerjakanya. Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang
Memperniagakan patung
Salah satu dari
perusahaan orang arab dahulu adalah memahat patung yang menggambarkan Latta,
Uzza , Manna , dan Hubal patung-patung itu mereka jual kepada Jamaah Haji,
mereka membelinya supaya mendapat berkat atau untuk kenang-kenangan. Tetapi
agama Islam melarang menyembah memahat dan menjual patung, karena itu
saudagar-saudagar patung memandang agama Islam sebagai penghalang rezeki
mereka, oleh karena itu, mereka menentang agama islam.
Pada permulaan islam
kaum Quraisy belumlah mencurahkan perhatiannya terhadap umat islam mereka
mengira bahwa seruan nabi Muhammad itu hanya satu gerakan yang tidak akan
bertahan lama untuk akan lemah dan akan punah dengan sendirinya. Akan tetapi,
alangkah terkejutnya mereka melihat dengan cepat memasuki kehidupan rumah
tangga mereka dan hamba sahaya yang dulu mereka anggap derajatnya terlebih
sebagai harta benda telah menerima pula seruan itu dan telah menerima pula
seruan itu dengan baik. Pertama sekali mereka halangi para hamba sahaya dan
orang-orang yang lemah seperti Yasir dan putranya Ammar serta istrinya
Summayyah, begitu juga Bilal, Habab Ibnu Haris dan lainnya mendapat siksaan
yang berat diluar prikemanusiaan. Akan tetapi Nabi SAW tidak mendapatkan siksaan
karena Bani Hasyim memiliki kedudukan yang tinggi pada pandangan mereka dan
Rasul sendiri mendapat perlindungan dari pamannya Abu Thalib. Akan tetapi,
seruan Nabi bertambah tersiar dan bangsawan Quraisy mulai banyak yang masuk.
4.
Hijrah Nabi Ke Madinah
1.
Rencana-rencana jahat kafir Quraisy terhadap diri Nabi Muhammad dan kaum
Muslimin diantaranya,
2. Fitnah tentang Nabi Muhammad dituduh juru
penerang yang memecah belah masyarakat
3. Abu Jahal sangat memusuhi Nabi Muhammad
sehingga dia ingin membunuhnya
4. Kaum Muslimin yang di Makkah dikucilkan oleh
masyarakat Makkah selama tiga tahun.
Melihat
kenyataan seperti itu akhirnya nabi memandang bahwa kota Makkah tidak dapat
dijadikan lagi pusat dakwah. Karena itu, Nabi pernah mengunjungi beberapa
negeri seperti Thaif, untuk dijadikan sebagai tempat pusat dakwah, namun
ternyata tidak bisa, karena penduduk Thaif juga memusuhi Nabi. Oleh karena itu,
Nabi memilih kota Madinah ( Yastrib ) sebagai tempat hijrah kaum Muslimin,
dikarenakan beberapa faktor antara lain :
1.
Madinah adalah tempat yang paling dekat dengan Makkah
2.
Sebelum jadi Nabi, Muhammad telah mempunyai hubungan yang baik dengan penduduk
madinah karena kakek nabi, Abdul Mutholib, mempunyai istri orang Madinah.
3.
Penduduk Madinah sudah dikenal Nabi bahwa mereka memiiki sifat yang lembut
4.
Nabi Muhammad SAW mempunyai kerabat di madinah yaitu bani Nadjar
5.
Bagi diri Nabi sendiri, hijrah ke Madinah karena perintah Allh SWT.
Pada
tahun ke-13 sesudah Nabi Muhammad diutus, 73 orang penduduk Madinah berkunjung
ke Makkah untuk mengunjungi Nabi dan meminta beliau agar pindah ke Madinah.
Dikarenakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan penduduk Madinah mudah
menerima ajaran Islam yaitu :
1.
Bangsa arab Yastrtib lebih memahami agama-agama ketuhanan Karena mereka sering
mendengar tentang Allah, wahyu, kubur, hisab, berbangkit, surga dan neraka.
2.
Penduduk Yastrib memerlukan seorang pemimpin yang mampu mempersatukan suku-suku
yang saling bermusuhan.
Selama dalam perjalanan
ke Madinah beliau mengalami banyak gangguan selain diganggu oleh Suraqah yang
mengejar beliau sekaligus pembunuh bayaran, beliaupun sempat singgah ke Kubah
dan mendirikan masjid yang dikenal dengan Masjid Kuba, dalam Al-Qur'an disebut
dengan Masjid Taqwa . Masjid inilah yang pertama kali dibangun oleh Nabi
Muhammad SAW.
Setelah ada berita
bahwa Nabi Muhammad dalam perjalanan menuju kota Madinah maka kaum Muslimin
Madinah sudah nenunggu kedatangan beliau dengan penuh kerinduan dan
penghormatan. Pada hari Jum'at tahun pertama hijriah bertepatan dengan tanggal
2 Juli 622M, Nabi beserta rombongan Muhajirin lainnya disambut meriah oleh
penduduk Madinah sambil melagukan sebuah syair yang terkenal. Pada hari jum'at
itu pula Nabi untuk pertama kali mengadakan Shalat Jum'at bersama kaum
Muhajirin dan Anshor.
Setelah Nabi menetap di
Madinah, barulah Nabi mulai mengatur semua untuk kebaikan dan kepentingan
penduduk Madinah serta kepentingan umat Islam. Peristiwa hijrah nabi ke Madinah
akhirnya dijadikan sebagai awal perhitungan tahun hijriah.
5. Pembentukan
komunitas madinah dan Negara madinah
Setalah tiba dan
diterima penduduk Yastrib ( Madinah ), Nabi resmi menjadi pemimpin penduduk
kota itu. Babak baru dalam sejarah Islam pun dimulai. Berbeda dengan periode
Mekkah, periode Madinah, Islam, merupakan kekuatan politik. Ajaran Islam yang
berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad
mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai
kepala Negara. Dengan kata lain, dalam diri Nabi terkumpul dua kekuasaan,
kekuasaan spiritual dan duniawi. Kedudukannya sebagai Rasul secara otomatis
merupakan sebagai Kepala Negara.
Dalam rangka
memperkokoh masyarakat dan Negara baru itu, nabi segera meletakkan dasar-dasar
kehidupan bermasyarakat.
Dasar pertama ,
pembangunan Masjid, selain untuk tempat shalat, juga sebagai sarana penting
untuk mempersatukan kaum Muslimin dan mempertalikan jiwa mereka.
Masjid pada masa Nabi
juga berfungsi sebagai pussat pemerintahan. Dasar kedua , Ukhuwah Islamiah ,
persaudaraan sesama musllimNabi mempersaudarakan golongan Muhajirin dengan
Anshor. Ini berarti menciptakan suatu bentuk persaudaraan yang baru yaitu
persaudaraan berdasarkan agama, menggantikan persaudaraan beersasarjan darah.
Dasar ketiga , hubungan persahabatan sengan pihak-pihak lain yang tidak
beragama islam.
Meskipun penduduk
Madinah terdiri dari Islam, Yahudi, dan Musyrikin. Rasulullah menetapkan
keamanan Negeri Madinah adalah tanggung jawab semua golongan.
Bila ada musuh dari
luar maka secara gotong-royong mengusirnya. Konsep tanggung jawab ini
menjadikan Negeri Madinah adalah tempat tinggal yang aman bagi umat Islam, dan
golongan lain. Secara garis besar Negeri Madinah yang ditetapkan Rasulullah
yaitu :
1. Setiap golongan,
kaum atau suku bertanggung jawab bagi harta rampasan atau uang tebusan bagi
masing-masing anggotanya.
2. Penduduk Madinah
diharapkan kompak dalam menghadapi tindak kriminal, sekalipun untuk keluarga
terdekatnya yang merugikan anggota masyarakat lain
3. Orang Yahudi dari
berbagai kelompok harus menjaga agamanya sendiri dan mereka dengan kaum
muslimin harus saling membantu.
Hijrahnya Rasulullah
SAW memberikan hikmah yang besar terhadap perkembangan Dakwah Islamiah
diantaranya :
1. Kemenangan dakwah Rasulullah dan kaum
Muslimin terhadap kaum Quraisy
2. Terbentuknya agama
Islam yang beribukota di Madinah dengan nabi Muhammad SAW sebagai kepala Negara
dan kepala pemerintahannya
3. Tersebarnya agama Islam kepelosok penjuru
dunia
6. Piagam Madinah
Isi Piagam Madinah
antara lain :
1. Kelompok
masing-masing berhak menghukum orang yang membuat kerusakan dan memberikan
keamanan bagi orang yang patuh
2. Kebebasan beragama terjamin untuk semua
kelompok
3. Menjadi suatu
kewajiban bagu penduduk madinah muslim dan yahudi untuk salaing membantu dan
menolong
4. Saling mengadakan kerja sama dengan
mempertahankan Negeri Madinah dari segala serangan
5. Rasulullah menjadi pemimpin tertinggi di
negeri Madinah, segala perkara dan perselisihan besar diserahkan kepada beliau
untuk memutuskannya.
Dakwah Nabi Muhammad di
Madinah
Dakwah Rasulullah SAW
Periode Madinah Berlangsung selama 10 tahun dari tanggal 12 Rabiul Awal tahun
pertama hijrah sampai wafatnya rasulullah yakni tanggal 13 rabiul awal ke 11
hijrah. Tujuan dakwah Rasulullah SAW yang luhur dan cara penyampaiannya yang
terpuji, menyebabkan umat manusia yang belum masuk Islam banyak yang masuk
Islam dengan kemauan dan kesadaran sendiri.
Namun tidak sedikit
pula orang-orang kafir yang tidak bersedia masuk Islam, bahkan mereka berusaha
menghalang-halangi orang lain masuk Islam dan juga berusaha melenyapkan agama
Islam dan umatnya dari muka bumi. Mereka itu seperti kaum kafir Quraisy
penduduk Mekah, kaum Yahudi Madinah, dan sekutu-sekutu mereka.
Rasulullah dalam
berdakwa di madinah telah menghadapi beberapa peperangan, diantaranya:
1. Perang Badar
Terjadi tanggal 17
Ramadhan tahun 2 hijrah bertepatan 8 januari 623 M. Kaum muslimin berjumlah 314
orang sedangkan kafir kuraisy berjumlah 1000 orang. Perang ini merupakan puncak
dari serangkaian pertikaian yang terjadi antara pihak kaum muslimin Madinah dan
kaum musyrikin Quraisy. Perang ini berkobar setelah berbagai upaya perdamaian
yang dilaksanakan Nabi Muhammad SAW gagal.
Tentara muslimin
Madinah terdiri dari 313 orang dengan perlengkapan senjata sederhana yang
terdiri dari pedang, tombak, dan panah. Berkat kepemimpinan Nabi Muhammad SAW
dan semangat pasukan yang membaja, kaum muslimin keluar sebagai pemenang. Abu
Jahal, panglima perang pihak pasukan Quraisy dan musuh utama Nabi tewas dalam
perang itu. Sebanyak 70 tewas dari pihak Quraisy, dan 70 orang lainnya menjadi
tawanan. Di pihak kaum muslimin, hanya 14 yang gugur sebagai syuhada.
Kemenangan itu sungguh merupakan pertolongan Allah SWT (QS. 3: 123).
2. Perang Uhud
Terjadi pada
pertengahan bulan Sya’ban tahun ke-3 hijrah atau bulan januari tahun 625 M.
Terjadi di Gunung Uhud, sebelah utara kota Madinah. Perang ini terjadi karena
kaum kafir Quraisy ingin membalas kekalahan di perang sebelumnya. Kaum muslimin
berkekuatan 700 orang, kaum kuraisy berjumlah 3000 orang. Peperangan umat islam
di pimpin oleh Nabi Muhammad SAW. Kaum Quraisy di pimpin oleh Abu Sufyan bin
Harb yang di damping istrinya Hindun. Perang pun berkobar. Prajurit-prajurit
Islam dapat memukul mundur pasukan musuh yang jauh lebih besar itu. Tentara
Quraisy mulai mundur dan kocar-kacir meninggalkan harta mereka.
Melihat kemenangan yang
sudah di ambang pintu, pasukan pemanah yang ditempatkan oleh Rasulullah di
puncak bukit meninggalkan pos mereka dan turun untuk mengambil harta peninggalan
musuh. Mereka lupa akan pesan Rasulullah untuk tidak meninggalkan pos mereka
dalam keadaan bagaimana pun sebelum diperintahkan. Mereka tidak lagi
menghiraukan gerakan musuh. Situasi ini dimanfaatkan musuh untuk segera
melancarkan serangan balik. Tanpa konsentrasi penuh, pasukan Islam tak mampu
menangkis serangan. Mereka terjepit, dan satu per satu pahlawan Islam
berguguran. Nabi SAW sendiri terkena serangan musuh. Sisa-sisa pasukan Islam
diselamatkan oleh berita tidak benar yang diterima musuh bahwa Nabi SAW sudah
meninggal. Berita ini membuat mereka mengendurkan serangan untuk kemudian
mengakhiri pertempuran itu. Perang Uhuh ini menyebabkan 70 orang pejuang Islam
gugur sebagai syuhada
3. Perang Khandaq (Ahzab)
Terjadi pada bulan
Syawal tahun ke-5 hijrah pada bulan maret tahun 627 M. Terjadi di sebelah utara
kota Madinah. Di sebut Khandaq (parit) karena kaum muslimin membuat parit
pertahanan, Dinamakan perang ahzab karena kaum kuraisy bersekutu dengan
penduduk lain yang berada di kota Mekah. Kaum muslimin berkekuatan 3.000 orang
sedangkan kaum Quraisy berjumlah 10.000 orang.
Peperangan-peperangan
yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para pengikutnya itu tidaklah bertujuan
untuk melakukan penjajahan atau meraih harta rampasan perang, tetapi bertujuan
untuk:
a). Membela diri dan
kehormatan umat Islam.
b).Menjamin kelancaran
dakwah, dan memberi kesempatan kepada mereka yang hendak menganutnya.
c). Untuk memelihara
umat Islam agar tidak dihancurkan oleh bala tentara Persia dan Romawi.
B. Strategi yang di
Tempuh Nabi Muhammad dalam Membentuk Masyarakat Islam di Madinah.
Pokok-pokok pikiran
yang dijadikan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Madinah adalah:
Berdakwah dimulai dari
diri sendiri, maksudnya sebelum mengajak orang lain meyakini kebenaran Islam
dan mengamalkan ajarannya, maka terlebih dahulu orang yang berdakwah itu harus meyakini kebenaran Islam dan
mengamalkan ajarannya.
Cara (metode)
melaksanakan dakwah sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam Surah An-Nahl ayat
125 yang Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah
yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl, 16:
125)
Berdakwah dilandasi
dengan niat ikhlas karena Allah SWT semata, bukan dengan untuk memperoleh
popularitas dan keuntungan yang bersifat materi. Umat Islam dalam melaksanakan
tugas dakwahnya, selain harus menerapkan pokok-pokok pikiran yang dijadikan
sebagai strategi dakwah Rasulullah SAW, juga hendaknya meneladani strategi
Rasulullah SAW dalam membentuk masyarakat Islam atau masyarakat madani di
Madinah.
Masyarakat Islam atau
masyarakat madani adalah masyarakat yang menerapkan ajaran Islam pada seluruh
aspek kehidupan, sehingga terwujud kehidupan bermasyarakat yang baldatun
tayyibatun wa rabbun ghafur, yakni masyarakat yang baik, aman, tenteram, damai,
adil, dan makmur di bawah naungan ridha Allah SWT dan ampunan-Nya.
Usaha-usaha Rasulullah
SAW dalam mewujudkan masyarakat Islam seperti tersebut adalah:
Perjanjian dengan
masyarakat Yahudi Madinah
Pada waktu Rasulullah
SAW menetap di Madinah, penduduknya terdiri dari tiga golongan, yaitu umat
Islam, umat Yahudi (Bani Qainuqa, Bani Nazir dan Bani Quraizah) dan orang-orang
Arab yang belum masuk Islam. Agar stabilitas masyarakat dapat diwujudkan, Nabi Muhammad
SAW mengadakan ikatan perjanjian dengan mereka. Sebuah piagam yang menjamin
kebebasan beragama orang-orang Yahudi sebagai suatu komunitas dikeluarkan.
Setiap golongan masyarakat memiliki hak tertentu dalam bidang politik dan
keagamaan. Kemerdekaan beragama dijamin dan seluruh anggota masyarakat
berkewajiban mempertahankan keamanan negeri itu dari serangan luar.
Piagam ini mestilah
dipatuhi oleh semua penduduk Madinah yang muslim atau bukan Muslim. Strategi
ini telah menjadikan Madinah sebagai model Negara Islam yang adil, membangun
serta digrandungi oleh musuh-musuh Islam. Piagam ini dikenal dengan sebutan
Piagam Madinah.
Menurut Ibnu Hisyam,
Rasulullah SAW membuat perjanjian dengan penduduk Madinah non-Islam dan
tertuang dalam Piagam Madinah. Piagam Madinah.
Hikmah Meneladani
Dakwah Nabi Muhammad Saat di Madinah
Hikmah Dakwah tersebut
antara lain:
1.
Terjadinya persaudaraan sebagaimana yang dilakukan oleh kaum muhajirin dan
ansar yang dapat memberikan rasa aman, tentram, serta memperkuat ukhuwah islamiya
2.
Sikap saling menjaga persatuan dan saling menghormati antar sesama pemeluk
agama.
3.
Memahami bahwa umat islam harus berpegang pada aturan Allah.
4.
Menjadikan perjuangan Rasul sebagai sumber inspirasi dan motivasi dalam menyiarkan islam berdasarkan peraturan
Allah SWT.
Sikap
dan perilaku yang mencerminkan dakwah Rasulullah SAW.
1.
Mengimani dengan sebenar-benarnya bahwa nabi Muhammad SAW adalah Rasul dan Nabi
penutup para nabi
2.
Mencintai Rasulullah
3.
Membiasakan yang disunahkan oleh Rasulullah SAW.
4.
Gemar & senang membaca buku sejarah Nabi.
5.
Memelihara silaturahmi dengan sesama manusia.
6.
Berkunjung ke tanah suci/madinah untuk melihat atau menapak tilas perjuangan
nabi Muhammad SAW.
7.
Mempelajari dan memahami Al-Qur’an & hadis-hadisnya.
8.
Senantiasa berjihad di jalan Allah.
9. Aktif dalam acara kepanitiaan untuk
memperingati hari hari besar islam
10.Merawat
dan melestarikan tempat ibadah (Masjid)
11.Menekuni
dan mempelajari warisan nabi Muhammad SAW
Menceritakan Berbagai Prestasi Yang Dicapai
Oleh Khulafaurrasidin
Prestasi Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq
a. Perang Melawan Orang-Oran Murtad
Setelah suksesi Abu
Bakar beberapa masalah mengancam persatuan dan stabilitas. Diantaranya perang
Riddah (perang melawan kemurtadan), beberapa suku Arab yang berasal dari suku
Hijaz dan Nejed menyatakan murtad dan membangkan kepada Khalifah baru dan
sisrem yang ada mereka menolak membayar
zakat walaupun tidak menolak Islam secara utuh. Beberapa yang lain kembali
memeluk agama dan tradisi lama yakni menyenbah berhala. Suku tersebut
menyatakan bahwa mereka hanya memiliki perjanjian dengan Nabi Muhammad SAW,
oleh karena itu kematian Nabi Muhammad menjadi alasan sehingga perjanjian
tersebut tidak berlaku lagi. Karena sikap keras kepala dan penentang mereka
yang membayarkan pemerintahan dan agama Abu Bakar menunjuk Khalid bin Walid
sebagai jendela dalam perang Riddah. Ketegasan Abu Bakar ini disambut dan
didukung oleh hampir seluruh kaum muslim.
b. Menjalankan kekuasaan Legeslatif, Eksekutif
dan Yudikatif yang terpusat ditangan Kholifah. Sistem pemerintaha ini bersifat
sentral seperti zaman Rasulullah. Selain itu menjalankan roda penerintaha dan
melaksanakan hukum.
c. Memerangi Nabi Palsu
Nabi palsu itu berusaha
menghancurkan Islam diantaranya Aswad al Ansari, Tulaihah bin Khuwailid al
Asadi, Malik bin Nuairah dan Musailamah al Kazzab.
Bangsa Arab telah
menyaksikan bahwa Nabi Muhammad SAW dengan Nubuwat (tugas kenabian)-nya itu,
telah dapat mewujudkan suatu mu’jizat yang tidak pernah terlintas dalam khayal
bangsa Arab itu sendiri, yaitu: “persatuan Tanah Arab seluruhnya dan perpaduan
hati pendukungnya”.
d. Penghimpunan Al-Quran
Satu kerja besar yang
dilakukan pada masa pemerintahan Abu Bakar adalah penghimpunan Al-Quran. Abu
Bakar ash-Siddiq memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al-Quran
dari pelepah kurma, kulit binatang, dan dari hafalan kaun muslimin.
Hal ini dilakukan
sebagai usaha untuk menjaga kelestarian Al-Quran setelah syahidnya beberapa orang
penghafal Al-Quran di perang Yamamah. Umarlah yang mengusulkan pertama kali
penghimpunam Al-Quran ini. Sejak itulah Al-Quran dikumpulkan dalam satu mushaf.
Inilah untuk pertama kalinya Al-Quran di himpun.
e. Perluasan Wilayah Islam
Setelah urusan dalam
Negri Abu bakar sudah selesai, Kholifah Abu Bakar as-Siddiq mulai menyebarkan
agama Islam ke wilayang yang lebih luas, yaitu wilayang yang dikuasai
Kekaisaran Persia dan Bizantium. Persia menguasai wilayah yang luas meliputi
Irak, Syam, dan bagian utara Jazirah Arab. Sejumlah kabilah Arab tunduk di
bawah kekuasaan mereka. Kekaisaran Bizantium menjadikan kota Damaskus, Suriah
sebagai pusat pemerintahan di Wilayah Arab dan sekitarnya.
Tiga hal yang menjadi
pegangan utama para Da’i (Tentara Islam) saat memasuki daerah baru adalah:
1. Dianjurkan masuk
Islam, maka jiwa serta harta mereka akan dilindungi
2. Boleh tidak masuk
Islam, tetapi membayar Jizyah (pajak perlindungan yang sangat ringan) maka jiwa
dan hartanya akan terlindungi.
3. Jika menentang
mereka akan diperangi.
Prestasi Kholifah Umar
bin Khathab
a. Perluasan Wilayah
Meskipun pengembangan
dakwah Islam dan preluasan wilayah sudah dilakukan sejak masa Kholifah Abu
Bakar as-Siddiq, para ahli sejarah mengatakan bahwa Islam sesungguhnya berdiri
masa Kholifah Umar bin Khathab. Pada masa itu, perluasan Islam terjadi secara
besar-besaran dan dikenal sebagai periode futuhat al-Islamiyah. secara
berturut-turut, pasukan Islam berhasil menguasai Suriah, Persia dan Mesir.
Untuk memudahkan
jalannya pemerintahan, Kholufah Umar bin Khathab membagi wilayah Islam menjadi
beberapa profinsi serta menunjukkan seorang gubernur untuk memerintah wilayah
tersebut. Misalnya, Sa’ad bin Abi Waqqas memerintah di Kuffah, Amr bin Ash di
Mesir, dan Muawiyah bin Abi Sufyan di Damaskus.
b. Menata Administrasi Dan Keuangan
Pemerintahan
Pada masa
pemerintahannya, Kholifah Umar bin Khathabmembentuk Bautul Mal dan Dewan Perang. Baitul mal peteugas mungurusi
keuangan Negara. Sedangkan dewan perang bertugas mencatat administrasi
ketentaraan.
Kholifah Umar bin
Khathab memilih orang yang jujur untuk bertugas di Baitul mal. Selain itu,
beliau juga memberikan santunan dari Baitul Mal kepada seluruh rakyatnya.
Besarnya santunan disesuaikan lamanya mereka memeluk Islam, kemakmuran dapat
dinikmati rakyat dari seluruh pelosok negeri.
c. Penetapan Kalender Hijriyah
Tahukah kamu bahwa
sistem kalender hijriyah saat ini dicetuskan oleh Kholifah Umar bin Khathab?
sebelum sistem kalender hijrah ditetapkan, orang-orang menggunakan sistem
kalender Masehi.
Kholifah Umar bin
Khathab menetapkan permulaan tahun Islam adalah pada saat Nabi Muhammad SAW.
hijrah disebut periode Mekkah, sedangkan periode dakwah setelah beliau hijrah
dikenal sebagai periode Medinah.
Prestasi Kholifah Utsman bin Affan
a. Kodifikasi Mishaf Al-Quran
Seperti sudah kamu
ketahui, usaha kodifikasi (pembukuan) Al-Quran sudah dimulai sejak masa
Kholifah Abu Bakar as-Siddiq. Ayat-ayat Al-Quran yang sudah terkumpul pada masa
itu disimpan oleh Hafsah binti Umar. Pada masa Rasulullah SAW perbedaan
tersebut diberi kelonggaran. Saat itu beliau, masih memberi kemudahan Al-Quran
dapat dihafal dengan cepat oleh semua uamat Islam. Ketika wilayah Islam makin
luas, perbedaan itu meliputi susunan surah atau lafal (dialek)nya.
Salinan kumpulan
Al-Quran itu disebut al–Mushaf. Oleh panitia, al-Mushaf diperbanyak 4 buah.
Sebuah tetap berada di Madinah, sedangkan 4 lainnya dikirim ke Mekkah, Suriah,
Basrah, dan Kuffah. Naskah yang ditinggal di Madinah disebut Mushaf al-Imam
atau Mushaf Usmani.
b. Renovasi Masjid Nabawi
Masjid Nabawi yang
mulai dibangun pada masa Kholifah Umar bin Khathab diperluas oleh Kholifah
Utsman bin Affan. selain diperluas, bentuk dan coraknya juga diperindah.
c. Pembentukan Angkatan Laut
Pada masa Kholifah
Ustman bin Affan, wilayah Islam sudah mencapai Afrika, Siprus, hingga
Konstantinopel. Wilayah itu banyak diliputi lautan. Untuk memjaga wilayah
tersebut, Mu’awiyah bin Abu Sufyan yang waktu itu memjabat Gubernur Suriah
mengusulkan dibentuknya angkatan laut. Usul iru disambut baik oleh Kholifah
Utsman bin Affan.
d. Perluasan Wilayah
Pada masa Kholifah
Utsaman bin Affan, wilayah Islam makin luas. Wilayah Azarbaijan berhasil
ditaklukan pasukan muslim di bawah pimpinan Said bin Ash dan Huzaefah bin
Yaman. Wilayah Armenia dapat ditaklukkan oleh Salam bin Rabi’ah al-Bahiy.
Sebagian besar rakyat Armenia saat itu manyambut kedatangan tentara Islam
dengan sukacita. Pada umumnya, mereka lebih suka berada di bawah pemerintaha
Islam dari pada dikuasai Kekaisaran Romawi.
Prestasi Kholifah Ali bin Abi Tholib
a. Mengganti Pejabat Yang Kurang Cakap
Kholifah Ali bin Abi
Thalib menginginkan sebuah pemerintahan yang efektif dan efesien. Oleh karena
itu, beliau kemudian mengganti pejabat yang kurang cakap dalam bekerja.
Akan tetapi, pejabat
tersebut ternyata banyak yang berasal dari keluarga Kholifah Utsman bin Affan (
Bani Umayyah ). Akibatnya makin banyak kalangan bani Umayyah yang tidak
menyukai Kholifah Ali bin Abi Thalib.
b. Membenahi Keuangan Negara ( Baitul Mal )
Setelah mengganti para
pejabat yang kurang cakap, Kholifah Ali bin Abi Thalib kemudian menyita harta
para pejabat tersebut yang diperoleh secara tidak benar. Harta tersebut
kemudian disimpan di Bautul Mal dan digunakan untuk kesejahteraan rakyat.
c. Memajukan Bidang Ilmu Bahasa
Pada saat Kholifah Ali
bin Abi Thalib memegang pemerintahan, wilayah Islam sudah mencapai India. Pada
saat itu, penulisan huruf hijaiyah belum dilengkapi dengan tanda baca, sperti
kasrah, fathah, dhammah, dan syaddah.
Untuk menghindari
kesalahan fatal dalam bacaan Al-Quran dan Hadits, Kholifah Ali bin Abi Thalib
memerintahkan Abu Aswad ad-Duali untuk mengembangkan pokok-pokok ilmu nahwu.
Keberadaan ilmu nahwu dapat membantu orang-orang non-Arab dalam mempelajari sumber
utama ajaran Islam, Yaitu Al-Qu’an dan Hadits.
d. Melakukan Pembangunan-prmbangunan
Salah satu pembangunan
yang mendapat perhatian khusus dari Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah
pembangunan Kota Kufah. Pada awalnya, Kota Kufah disiapkan sebagai pusat
pertahanan oleh Mu’awiyah bin Abu Sufyan. Akan tetapi, kota Kuffah kemudian
berkembang menjadi pusat ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu nahwu dan ilmu
pengetahuan lainnya.[5]
2. Hikmah Yang Dapat Diambil Dari Prestasi
Khulafaur Rasyidin.
Hikmah yang dapat kita
abil, dari prestasi Khulafaur Rasyidin adalah:
Dalam menjalankan
pemerintahan Kholifah diatur oleh hukum yang sudah ditentukan.
Para Kholifah
berkewajiban melindungi dan mensejahterakan rakyat sebagai pembentunya rakyat.
Pada masa Kholifah Abu
Bakar kodifikasi Al-Qur’an dimulai.
Pada masa KholifahUmar bin Khathab, beliaulah
yang meletakkan dasar-dasar demokrasi Islam.
Pada masa Kholifah
Utsman bin Affan, mushaf Al-Qur’an digandakan menjadi 4 buah. Mushaf yang asli
(Mushaf Usmani) tetap dibawa Kholufah Usman bin Affan.
Pada masa Kholifah Ali
bin Abi Thalib, persatuan dan kesatuan Islam mulai pecah, karena ketegasan dan
memegang prinsip kebenaran situasi itu dapat diatasi.
Dalam kondisi membangun
dasar-dasar pemerintahan yang kuat kepemimpinan yang cerdas dan bersih sangat
diperlukan.
Dalam kondisi
penerintahan yang aman dan makmur kepemimpinan yang sholeh dan lemah lembut
sangat dibutuhkan.
Mengkaitkan prestasi
Khulafaur Rasyidin dengan perkembangan kondisi sekarang dan yang akan datang.
Antara lain:
a. Dalam bidang hukum.
b. Sistem keuangan Negara.
c. Sistem ekonomi.
d. Dalam bidang ketatanegaraan.
e. Dalam bidang sosial.
f. Dalam bidang pendidikan.
3. Meneladani Gaya Kepemimpinan Khulafaur
Rasyidin.
a. Kholifah Abu Bakar As-Siddiq
Abu Bakar dikenal
sebagai salah seorang pemberani yang selalu gagah dimedan pertempuran. Beliau
memiliki akhlak yang tinggi dan iman yang sempurna, serta mempunyai
karakteristik yang lembut dan tegas.
b. Kholifah Umar Bin Khathab
Umar bin Khathab adalah
orang yang cerdas, dan sangat tegas. Beliau adalah teladan dalam hal keadilan,
tidak membeda-bedakan antara bangsawan dan budak serta mengutamakan kepentingan
rakyat.
c. Kholifah Utsman Bin Affan
Utsman bin Affan adalah
orang yang selalu menjaga kehormatan serta kesucian dirinya, mulia dan lurus
akhlaknya terkenal dengan kecerdasan dan kebenaran pendapatnya. Dengan karakter
beliau kemakmuran rakyat dapat tercapai baik jasmani maupun
d. Kholifah Ali Bin Abi Thalib
Ali bin Abi thalib
sangat memperhatikan keadilan dalam ekonomi, dia sangat serius dalam hal
perekonomian. Beliau juga memiliki sikap yang kokoh kuat pendirian dalam
membela yang hak, paling teliti pemikirannya dan paling taufik untuk mrnerima
hukum yang benar serta pendapat yang betul. Dalam masalah keberanian patut
dicontoh dan ditiru oleh setiap pemberani, yakni keberanian untuk membela
kebenaran dan agama.
A. Pendirian Dinasti Bani Umayyah
1.1 Asal Mula Dinasti Bani Umayyah
Proses terbentuknya
kekhalifahan Bani Umayyah dimulai sejak khalifah Utsman bin Affan tewas
terbunuh oleh tikaman pedang Humran bin Sudan pada tahun 35 H/656 M. Pada saat
itu khalifah Utsman bin Affan di anggap terlalu nepotisme (mementingkan kaum
kerabatnya sendiri) dalam menunjuk para pembantu atau gubernur di wilayah
kekuasaan Islam.
Masyarakat Madinah
khususnya para shahabat besar seperti Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin
Awwam mendatangi shahabat Ali bin Abi Thalib untuk memintanya menjadi khalifah
pengganti Utsman bin Affan. Permintaan itu di pertimbangkan dengan masak dan
pada akhirnya Ali bin Abi Thalib mau menerima tawaran tersebut. Pernyataan
bersedia tersebut membuat para tokoh besar diatas merasa tenang, dan kemudian
mereka dan para shahabat lainnya serta pendukung Ali bin Abi Thalib melakukan
sumpah setia (bai’at) kepada Ali pada tanggal 17 Juni 656 M/18 Dzulhijah 35 H.
Pembai’atan ini mengindikasikan pengakuan umat terhadap kepemimpinannya.
Dengan kata lain, Ali
bin Abi Thalib merupakan orang yang paling layak diangkat menjadi khalifah
keempat menggantikan khalifah Utsman bin Affan.
Pengangkatan Ali bin
Abi Thalib sebagai khalifah keempat oleh masyarakat madinah dan sekelompok
masyarakat pendukung dari Kuffah[1][2] ternyata ditentang oleh sekelompok orang
yang merasa dirugikan. Misalnya Muwiyah bin Abi Sufyan gubernur Damaskus,
Syiria, dan Marwan bin Hakam yang ketika pada masa Utsman bin Affan, menjabat
sebagai sekretaris khalifah.
Dalam suatu catatan
yang di peroleh dari khalifah Ali adalah bahwa Marwan pergi ke Syam untuk
bertemu dengan Muawiyah dengan membawa
barang bukti berupa jubah khalifah Utsman yang berlumur darah.
Penolakan Muawiyah bin
Abi Sufyan dan sekutunya terhadap Ali bin Abi Thalib menimbulkan konflik yang
berkepanjangan antara kedua belah pihak yang berujung pada pertempuran di
Shiffin dan dikenal dengan perang Sifin, Pertempuran ini terjadi di antara dua
kubu yaitu, Muawiyah bin Abu Sufyan (sepupu dari Usman bin Affan) dan Ali bin
Abi Talib di tebing Sungai Furat yang kini terletak di Syria (Syam) pada 1
Shafar tahun 37 H/657 M[2][3]. Muawiyah tidak menginginkan adanya pengangkatan
kepemimpinan umat Islam yang baru.
Beberapa saat setelah
kematian khalifah Utsman bin Affan, masyarakat muslim baik yang ada di Madinah
, Kuffah, Bashrah dan Mesir telah mengangkat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah pengganti Utsman. Kenyataan
ini membuat Muawiyah tidah punya pilihan lain, kecuali harus mengikuti khalifah
Ali bin Abi Thalib dan tunduk atas segala perintahnya. Muawiyah menolak
kepemimpinan tersebut juga karena ada berita bahwa Ali akan mengeluarkan
kebijakan baru untuk mengganti seluruh gubernur yang diangkat Utsman bin Affan.
Muawiyah mengecam agar tidak mengakui (bai’at) kekuasaan Ali
bin Abi Thalib sebelum Ali berhasil mengungkapkan tragedi terbunuhnya khalifah
Utsman bin Affan, dan menyerahkan orang yang dicurigai terlibat pembunuhan tersebut untuk dihukum.
Khalifah Ali bin Abi
Thalib berjanji akan menyelesaikan masalah pembunuhan itu setelah ia berhasil
menyelesaikan situasi dan kondisi di dalam negeri.
Kasus itu tidak
melibatkan sebagian kecil individu, juga melibatkan pihak dari beberapa
daerahnya seperti Kuffah, Bashra[3][4] dan Mesir.
Permohonan atas
penyelesaian kasus terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan ternyata juga datang
dari istri Nabi Muhammad saw, yaitu Aisyah binti Abu Bakar. Siti Aisyah
mendapat penjelasan tentang situasi dan keadaan politik di ibukota Madinah,
dari shahabat Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair ketika bertemu di Bashrah. Para
shahabat menjadikan Siti Aisyah untuk bersikap sama, untuk penyelesaian
terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan, dengan alasan situasi dan kondisi tidak
memungkinkan di Madinah. Disamping itu, khalifah Ali bin Abi Thalib tidak
menginginkan konflik yang lebih luas dan lebar lagi.
Akibat dari penanganan
kasus terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan, munculah isu bahwa khalifah Ali
bin Abi Thalib sengaja mengulur waktu karena punya kepentingan politis untuk
mengeruk keuntungan dari krisis tersebut. Bahkan Muawiyah menuduh Ali bin Abi
Thalib berada di balik kasus pembunuhan tersebut.
Pada masa
pemerintahnnya, tidak ada perluasan daerah yang berarti. Menurutnya, ekspansi
islam tidak harus dilakukan dengan cara imprealisme militer, tapi dengan cara
dakwah. Dia juga memberi kebebasan kepada penganut agama lain sesuai dengan
keyakinan dan kepercayaannya. Pajak diperingan,kedudukan mawali disejajarkan
dengan muslim Arab.
Umar mangkat dari
jabatannya pada tahun 101 H/719 M dengan meninggalkan karakter pemerintahan
yang adil dan bijaksana terhadap semua golongan dan agama. Penerusnya nanti
justru berbanding terbalik dengan karakter kepemimpinannya.
Ekspansi Wilayah Dinasti Bani Umayyah
Ekspansi yang terhenti
pada masa khalifah Usman dan Ali, dilanjutkan kembali oleh dinasti ini. Di
zaman Muawiyah,Tuniasia dapat ditaklukan. Disebelah timur, Muawiyah dapat
menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai oxus dan Afghanistan sampai ke
Kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan-serangan ke Ibukota Binzantium,
Konstantinopel.ekspansi ke timur yang dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan
oleh khalifah Abd al-Malik.
Ia mengirim tentara
menyebrangi sungai Oxus dan dapat berhasil menundukkan Balkh, Bukhara,
Khawarizm, Ferghana dan Markhand. Tentaranya bahkan sampai ke India dan dapat
menguasai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Maltan.[13][14]
Ekspansi ke barat
secara besar-besaran dilanjutkan di zaman Walid ibn Abdul Malik. Masa
pemerintahan Walid adalah masa ketentraman, kemakmuran, dan ketertiban. Umat
Islam mersa hidup bahagia. Pada masa pemerintahannya yang berjalan kurang lebih
sepuluh tahun itu tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju
wilayah barat daya, benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M. setelah al-Jajair dan
Marokko dapat ditaklukan, Tariq bin ziyad, pemimpin pasukan Islam,menyeberangi
selat yang memisahkan antara Marokko dengan benua Eropa, dan mendapat di suatu
tempat yang sekarang dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Tariq). Tentara
Spanyol dapat ditaklukkan. Dengan demikian Spanyol menjadi sasaran ekspansi
selanjutnya. Ibu kota Spanyol, Kordova, dengan cepat dikuasai. Menyusul
kota-kota lain seperti Seville, Elvira dan Toledo yang dijadikan ibu kota
Spanyol yang baru setelah jatuhnya Kordova[14][15]. Pada saat itu, pasukan
Islam memperoleh kemenangan dengan mudah karena mendapat dukungan dari rakyat
setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa. Di zaman Umar bin
Abdul Aziz, serangan dilakukan ke Prancis melalui pegunungan Piranee. Serangan
ini dipimpin oleh Abdurahman ibn Abdullah al-Ghafiqi. Ia mulai menyerang
Bordeau, Poitiers. Dari sana ia menyerang Tours. Namun dalam peperangan di luar
kota Tours, al-Qhafii terbunuh, dan tentaranya mundur kembali ke Spanyol.
Disamping daerah-daerah tersebut pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah juga
jatuh ke tangan Islam di zaman Bani Umayyah Dengan keberhasilan ekspansi ke
beberapa daerah baik di Timur maupun Barat, wilayah kekuasaan Islam masa Bani
Umayyah sangat luas. Daerah-daerah tersrebut meliputi: Spanyol, Afrika Utara,
Syria, Palestina, jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia,
Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Purkmenia, Uzbek dan Kirgis
di Asia Tengah (Nasution, 1985:62).
Masa Bani Abbasiyah
Adapun ilmu pengetahuan
yang berkembang pada masa Bani Abbasiayah adalah sebagai berikut :
1. Ilmu Kedokteran
Pada mulanya Ilmu
Kedokteran telah ada pada saat Bani Umayyah, ini terbukti dengan adannya
sekolah tinggi kedokteran Yundisapur dan Harran.. Dinasti Abbasiyah telah
banyak melahirkan dokter terkenal diantaranya sebagai berikut
· Hunain Ibnu Ishaq (804-874 M) terkenal
segai dokter yang ahli dibidang mata dan penerjema buku-buku dari bahasa asing
ke bahasa Arab.
· Ar-Razi (809-1036 M) terkenal sebagai
dokter yang ahli dibidang penyakit cacar dan campak. Ia adalah kepala dokter
rumah sakit di Baghdad. Buku karangannya dbidang ilmu kedokteran adalah
Al-Ahwi.
· Ibnu Sina (980-1036 M), yang karyanya
yang terkenal adalah Al-Qanun Fi At-Tibb dan dijadikan sebagai buku pedoman
bagi Universitas di Eropa dan negara-negara Islam.
· Ibnu Rusyd (520-595 M) terkenal
sebagai dokter perintis dibidang penelitian pembuluh darah dan penyakit cacar.
Dll.
2. Ilmu tafsir
Pada masa ini muncul
dua alirang yaitu ilmu tafsir Al-matsur dan Tafsir Bir ra'yi, aliran yang
pertama lebih menekan pada ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadist dan pendapat
tokoh-tokoh sahabat. Sedangkan aliran tafsir yang kedua lebih menekan pada
logika ( rasio ) dan Nash. Diantara ulama tafsir yang terkenal pada masa ini
adalah Ibnu Jarir al-Thabari (w.310 H) dengan karangannya jami' al-bayan fi
tafsir Al-Qur'an, Al-Baidhawi dengan karangannya Ma'alim al-tanzil,
al-Zakhsyari dengan karyanyaal-kassyaf, Ar-Razi(865-925 M) dengan karangannya
al-Tafsir al-Kabir, dan lain-lainnya.
3. Ilmu Hadist
Pada masa pemerintahan
khalifah Umar Bin Abdul Aziz (717-720 M) dari Bani Umayyah sudah mulai usaha
untuk mengumpulkan dan membukukan Hadist. Akan tetapi perkembangan ilmu hadist
yang paling menonjol pada amasa Bani Abbasiyah, sebab pada masa inilah muncul
ulama-ulama hadist yang belum ada tandingannya sampai sekarang. Diantara yang
terkenal ialah Imam Bukhari (W.256 H) ia telah mampu mangumpulkan sebanyak 7257
Hadist dan setelah diteliti terdapat 4000 hadist Shahih dari yang telah
berhasil dikumpulkan oleh imam Bukhari yang disusun dalam kitabnya Shahih Bukhari.
Imam Muslim ( W. 251 H) terkenal sebagai seorang ulama hadist dengan bukunya
Shahih Muslim, buku karangan imam Bukhari dan Muslim diatas lebih berpengaruh
bagi umat Islam dari pada buku-buku hadist lainnya, seperti Sunan Abu Daud oleh
Abu Daud ( W.257 H) sunan Al- Turmizi oleh imam Al-Turmizi(W.287 H) Sunan
Al-Nasa'i oleh Al-Nasa'i ( W.303 H) dan sunan Ibnu-Majah oleh Imam Ibnu Majah (
W.275 H) keenam buku hadist tersebut lebih dikenal dengan sebutan Al- Kutub
Al-Sittah.
4. Ilmu Kalam
Bukanlah hal yang
berlebihan jika dikatakan pada masa Bani Abbasaiyah merupakan dasar-dasar Ilmu
Fiqh. Ilmu ini disusun oleh ulama-ualama yang terkenal pada masa itu dan masih
besar pengaruhnya sampai sekarang, Diakalangan Ulama Ahlu al-Sunnah wal jamaah.
Muncul Imam Abu Hanifah(810-150 H) yang lebih cendrung memakai akal (rasio) dan
Ijtihad, Imam Malik Bin Anas (93-179 H) yang lebih cendrung memakai hadist dan
menjauhi sampai batas tertentu pemakaian Rasio, Imam Syafi'i (150-204 H) yang
berusaha mengkompromikan aliran Ahl al-Ra'yi, dengan Ahl al-Hadist dalam Fiqh,
dan Imam Ahmad bin Hambal(164-241 H) yang merupakan tokoh aliran Fiqh yang
keras, ketat dan kurang luwes dari aliran-aliaran fiqh yang lainnya. Buku
karang mereka masih dapat kita temukan sampai sekarang yaitu al-muawatta,
al-umm, al-risalah, dan sebagainya.
5. Ilmu Tashawuf
Dalam bidang ilmu
Tashawuf juga muncul ulama-ulama yang terkenal pada masa pemerintahn Daulah
Bani Abbasiyah. Imam Al-Ghazali sebagai seorang ulama sufi pada masa Daulah
Bani Abbasiyah meninggalkan karyanya yang masih beredar sampai sekarang yaitu
buku Ihya' Al-Din, yang terdiri dari lima jilid.
Peradaban Islam Pada
Masa Dinasti Bani Umayyah
Dinasti Umayyah telah
mampu membentuk perdaban yang kontemporer dimasanya, baik dalam tatanan sosial,
politik, ekonomi dan teknologi. Berikut Prestasi bagi peradaban Islam dimasa
kekuasaan Bani Umayah didalam pembangunan berbagai bidang antara lain:
· Masa kepemimpinan Muawiyah telah
mendirikan dinas pos dan tempat-tempat dengan menyediakan kuda yang lengkap
dengan peralatannya di sepanjang jalan.
· Menertibkan angkatan bersenjata.
· Pencetakan mata uang oleh Abdul Malik,
mengubah mata uang Byzantium dengan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang
dikuasai Islam. Mencetak mata uang sendiri tahun 659 M dengan memakai kata dan
tulisan Arab.
· Jabatan khusus bagi seorang Hakim (
Qodli) menjadi profesi sendiri .
· Keberhasilan kholifah Abdul Malik
melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan Islam dan memberlakukan
bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam.
Keberhasilannya diikuti oleh putranya Al-Walid Ibnu Abdul Malik (705 – 719 M)
yang berkemauan keras dan berkemampuan melaksanakan pembangunan.
· Membangun panti-panti untuk orang
cacat. Dan semua personil yang terlibat dalam kegiatan humanis di gaji tetap
oleh Negara.
· Membangun jalan-jalan raya yang
menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya.
· Membangun pabrik-pabrik, gedung-gedung
pemerintahan, dan masjid-masjid yang megah.
· Hadirnya Ilmu Bahasa Arab, Nahwu,
Sharaf, Balaghah, bayan, badi’, Isti’arah dan sebagainya. Kelahiran ilmu
tersebut karena adanya kepentingan orang-orang Luar Arab (Ajam) dalam rangka
memahami sumber-sumber Islam (Al-qur’an dan Al-sunnah).
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah
ini adalah bahwasanya nabi Muhammad saw merupakan nabi dan rasul yang diutus
kepada manusia untuk memberikan bimbingan kepada jalan yang lurus dengan
perjuangan yang gigih. Beliau berhasil merubah kebiasaan umat manusia dari
keburukan kepada jalan kebenaran untuk menyembah allah swt. Dan bagaimana kita
sebagai umat islam untuk menjadikan beliau sebagai contoh dan suri taulaadan
bagi kita dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam lingkungan keluarga, agama,
masyarakat, dan bernegara.
2. Saran
Demikianlah isi dari
makalah saya, yang menurut saya telah saya susun secara sistematis agar pembaca
mudah untuk memahaminya. Berbicara mengenai sejarah, maka sejarah merupakan
ilmu yang tidak akan pernah ada habisnya. Ingatlah, orang yang cerdas adalah
orang yang belajar dari sejarah Sering kali kita lupa bahwa “meskipun” berkisah
mengenai masa lampau, tapi sejarah begitu penting bagi perjalanan suatu bangsa.
Melalui sejarah, kita belajar untuk menghargai perjuangan para pendahulu kita,
belajar menghargai tetes darah dan keringat mereka untuk apa yang kita nikmati
saat ini. Lewat sejarah kita juga belajar dari pengalaman masa lalu, dan
menjadikannya sebagai modal berharga untuk melangkah di masa depan
Islam merupakan agama
yang besar dengan perjalanan sejarah yang panjang. maka dari itu, marilah kita
menggali lebih jauh lagi ilmu-ilmu yang berkaitan dengan sejarah Islamiah. Demi
menguatkan keteguhan dan rasa kebanggaan hati kita terhadap agama.
DAFTAR PUSTAKA
http://almawaddahcity.blogspot.ae/2014/05/makalah-dakwah-rasulullah-periode.html?m=1
http://chatondimas.blogspot.ae/2011/10/makalah-tentang-dakwah-rasullah-periode.html?m=1
http://duniakampus45.blogspot.ae/2015/01/makalah_18.html?m=1
http://inayahfaizah.blogspot.ae/2013/11/makalah-tentang-bani-umayyah-dan.html?m=1
http://zudi-pranata.blogspot.ae/2013/05/memahami-sejarah-islam-pada-masa.html?m=1
0 komentar: